Poster sendiri adalah bentuk desain grafis paling klasik dan sudah digunakan sejak awal abad ke-20 untuk menarik perhatian penonton bioskop hingga pelanggan toko.
Meski sudah berusia lebih dari seratus tahun, poster masih menjadi salah satu media visual yang paling efektif dan mencuri perhatian. Baik dicetak maupun ditampilkan secara digital, poster yang kreatif mampu benar-benar menarik audiens.
Mendesain poster bukan sekadar keterampilan teknis, ini adalah seni. Tapi bukan berarti hanya seniman poster profesional yang bisa membuat desain dengan dampak besar. Siapa pun bisa menciptakan poster yang efektif, asalkan memahami prinsip-prinsip dasarnya.
Dengan memperhatikan beberapa tips penting, kamu bisa mulai merancang poster kreatif yang bukan hanya menarik, tapi juga fungsional. Poster ini bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan: promosi acara, pameran, bahkan diadaptasi menjadi poster film atau poster karakter.
Tip 1: Gunakan Grid sebagai Dasar Desain
Langkah pertama dalam membuat design poster yang rapi dan seimbang adalah dengan membagi layout ke dalam grid atau kotak-kotak kecil, baik secara horizontal maupun vertikal.
Teknik grid ini sudah lama digunakan dalam dunia desain grafis karena mampu menghadirkan keseimbangan, simetri, dan keteraturan pada desain. Kamu bisa menempatkan teks di sepanjang garis grid atau menyesuaikan gambar di dalam salah satu bagiannya tanpa khawatir tampilan terlihat berantakan.
Selain grid, hal yang tak kalah penting adalah memberikan white space atau ruang kosong pada desain. White space bukan berarti area yang benar-benar berwarna putih, melainkan bagian kosong yang bebas dari elemen padat seperti teks atau gambar.
Ruang kosong ini memberi ‘nafas’ pada desainmu. Kombinasi antara white space dengan area yang dipenuhi gambar atau teks akan menciptakan keseimbangan visual yang lebih menarik. Dengan begitu, mata audiens akan lebih mudah tertuju pada elemen penting, seperti judul acara atau potret karakter dalam poster.

Tip 2: Bangun Hierarki Visual
Hierarki visual adalah teknik dasar dalam desain poster yang mengatur urutan elemen berdasarkan tingkat kepentingannya.
Saat mulai menata elemen dalam layout, cobalah membaginya berdasarkan ukuran, ketebalan, dan dampak warna. Elemen terpenting dalam desainmu harus menjadi yang paling menonjol, misalnya dibuat lebih besar atau lebih tebal dibanding elemen lainnya.
Apa itu Hierarki Visual?
Contoh paling sederhana: judul atau headline pada poster biasanya menjadi elemen dengan bobot visual terbesar. Ini bisa ditonjolkan dengan ukuran font besar dan warna yang kontras.
Elemen kedua dalam hierarki bisa berupa gambar utama, yang ditempatkan sedikit lebih rendah agar mata audiens secara alami mengikuti alur ke bawah halaman.
Sementara itu, elemen-elemen pendukung seperti subjudul, slogan, kutipan lucu, atau review bisa dibuat dengan ukuran lebih kecil dan warna yang tidak terlalu mencolok. Dengan begitu, audiens tetap bisa membacanya tanpa mengganggu fokus utama poster.
Tip 3: Temukan Font Headline yang Tepat
Ide poster kreatif hanya bisa benar-benar hidup jika kamu menemukan font yang pas untuk headline. Kata kuncinya adalah: besar, tegas, dan penuh impact.
Bayangkan bagaimana layanan streaming seperti Netflix menggunakan gaya font untuk menciptakan identitas visual tiap film atau serial. Font yang mereka pilih membantu membangun kepribadian poster dan membuat audiens langsung mengenali genre atau nuansa film tersebut.
Untuk desain poster, carilah display font yang bold, novelty font dengan karakter unik, atau slab font dengan bentuk tegas. Font jenis ini sangat cocok untuk judul utama agar terlihat menonjol.
Kamu juga bisa menambahkan efek visual seperti warna kontras, tekstur, bayangan (drop shadow), atau efek glow agar headline semakin eye-catching dan menarik perhatian audiens.
Tip 4: Bangun Koneksi dengan Audiens Lewat Visual
Banyak desain poster yang menggunakan fotografi atau ilustrasi sebagai elemen utama untuk menarik perhatian dan memberikan gambaran visual tentang apa yang sedang dipromosikan entah itu film, konser, atau sebuah acara.
Sering kali, desainer poster memilih gambar yang mampu menciptakan koneksi langsung dengan audiens. Misalnya lewat kontak mata, ekspresi emosional yang kuat, atau ilustrasi berwarna cerah yang mengundang rasa penasaran.
Best Practice: salah satu trik efektif adalah memilih foto potret seseorang yang terlihat menatap langsung ke arah penonton. Efek “mata yang mengikuti” ini terbukti membuat orang merasa terlibat dalam dialog visual dengan poster, sehingga mereka sulit mengalihkan pandangan.

Tip 5: Sederhana dan Menonjol Itu Lebih Baik
Poster-poster awal di abad ke-20 biasanya dipenuhi banyak elemen yang terlihat padat dan ramai. Namun, seiring perkembangan zaman, teknik desain poster menjadi lebih sederhana, rapi, dan efektif.
Pada tahun 1960-an, aliran Swiss School of Graphic Design mulai memperkenalkan prinsip dasar desain poster modern: gunakan elemen yang sedikit tapi kuat, sehingga menciptakan dampak maksimal tanpa membuat mata lelah.
Dalam praktiknya, pendekatan minimalis justru membuat poster lebih jelas dan mencolok. Caranya:
Gunakan palet warna terbatas, misalnya hanya 2–3 warna.
Pilih 1–2 jenis font saja untuk menjaga konsistensi.
Fokus pada satu gambar utama yang kuat.
Dengan kombinasi itu, kamu sudah bisa menciptakan poster yang simpel tapi tetap striking.
Artikel ini diambil dari artikel asli yang ditulis oleh Grace Fussell: https://www.shutterstock.com/blog/poster-design-ideas
