Fotografi bukan hanya soal mengarahkan kamera dan menekan tombol. Ini adalah seni teknis, dan memahami elemen-elemen teknis dasar akan mempermudah kamu untuk mengambil foto yang lebih baik. Pelajari cara mengambil foto dengan trik dari para profesional berikut.
Pada artikel ini, kita akan membahas:
Dasar-Dasar Teori Fotografi yang Perlu Kamu Ketahui
Salah satu cara terbaik untuk belajar mengambil foto adalah dengan membuat setiap bingkai memiliki arti. Fotografi digital memungkinkan kita untuk mengambil gambar tanpa batas, tetapi kadang-kadang, lebih banyak bukan berarti lebih baik.
Mengambil foto yang bagus bukan hanya sekadar mengarahkan kamera dan mengambil gambar. Lanjutkan membaca untuk mempelajari lebih lanjut cara mengambil foto dengan tips ini.
Berpikir Seperti Fotografer Film
Satu roll film hanya memiliki 24-36 frame—jumlah yang sangat kecil dibandingkan kapasitas penyimpanan pada kartu SD.
Dengan jumlah foto yang terbatas, kamu akan mempertimbangkan setiap bingkai sebelum menekan tombol kamera.
Melambat dan mempertimbangkan semua elemen dalam bingkai adalah cara terbaik untuk belajar mengambil foto yang lebih baik.
Tips fotografi lainnya untuk mengambil foto yang baik adalah dengan memvisualisasikan foto yang ingin kamu hasilkan.
Membayangkan tampilan gambar akhir sebelum kamu mengangkat kamera akan melatih otak untuk mulai melihat foto-foto yang bagus bahkan sebelum mengambilnya.
Gunakan Penekanan
Penekanan adalah cara kamu menarik perhatian pemirsa ke elemen tertentu dalam bingkai. Foto terbaik memiliki penekanan yang baik.
Menambahkan penekanan pada foto adalah cara yang sangat efektif untuk membuat foto terlihat lebih profesional. Penekanan dapat dicapai dengan menggunakan prinsip dasar fotografi saat menyusun gambar.
Menguasai Komposisi
Komposisi merujuk pada elemen-elemen yang membentuk suatu foto. Foto yang baik pasti memiliki komposisi yang baik. Menguasai komposisi dimulai dari memvisualisasikan dan mempertimbangkan setiap detail sebelum kamu menekan tombol kamera.
Rule of Thirds adalah trik fotografi yang terkenal untuk membantu kamu belajar mengambil foto yang baik. Aturan ini membagi setiap bingkai foto menjadi grid 3 x 3.
Kamu dapat menciptakan foto yang lebih baik dengan menempatkan elemen terpenting dari komposisi pada titik-titik persilangan grid tersebut.
Kamera digital memungkinkan kamu menampilkan grid ini di screen kamu, memudahkan mata kamu untuk terbiasa melihat aturan sepertiga dalam segala hal di sekitar.
Menggunakan Rule of Thirds saat mengambil foto akan menambahkan penekanan pada gambar kamu dan menghasilkan foto yang hebat.
Membingkai dan Garis Pengarah
Trik fotografi lain yang umum adalah mencari bingkai dan garis pengarah di dalam gambar kamu. Bingkai biasanya merujuk pada bentuk persegi panjang screen, tetapi kamu bisa menambahkan bingkai tambahan untuk menekankan subjek dan membuat komposisi lebih menarik.
Bingkai bisa berupa jendela, pintu, furnitur, atau ranting pohon.
Garis pengarah adalah elemen vertikal, horizontal, atau diagonal dalam bingkai yang mengarahkan mata pemirsa ke seluruh gambar. Garis pengarah juga bisa berfungsi sebagai bingkai dalam foto.
Perhatikan Cahaya
Fotografi adalah seni yang sangat bergantung pada cahaya. Tanpa cahaya, tidak ada fotografi. Cahaya yang baik memisahkan foto yang bagus dari foto yang luar biasa.
Cobalah memotret di pagi hari saat matahari terbit atau di sore hari saat matahari terbenam untuk melihat efek cahaya yang baik pada subjek foto kamu.
Ada alasan mengapa fotografer menyebut waktu ini sebagai “golden hour.” Cahaya yang bagus menambahkan sentuhan dramatis dan efek pop pada foto yang membuatnya terlihat menonjol.
Menggunakan lampu kilat, strobe studio, atau pencahayaan continue adalah alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan cahaya di segala waktu, di mana pun kamu berada.
Gunakan Diri Sendiri sebagai Model
Banyak fotografer terkenal tidak ragu untuk menjadikan diri mereka sendiri sebagai subjek foto. Beberapa bahkan membangun karier dari fotografi swafoto.
Menggunakan diri sendiri sebagai model juga adalah cara yang baik untuk belajar mengambil foto yang lebih menarik.
Swafoto adalah trik fotografi yang sangat bagus untuk berlatih pose, bereksperimen dengan pengaturan pencahayaan, dan aspek teknis kamera kamu. Saat memotret swafoto, akan sangat berguna untuk menggunakan tripod dan menyetel timer pada kamera.
Melakukan swafoto akan membuat kamu lebih nyaman di depan kamera, yang bisa berguna ketika orang lain mengambil foto kamu dan memberi kamu lebih banyak kepercayaan diri saat mengarahkan model saat pemotretan.
Keterampilan Teknis yang Dibutuhkan untuk Mengambil Foto
Fotografi adalah seni teknis, dan pemahaman dasar tentang elemen teknis akan memudahkan kamu untuk belajar mengambil foto yang lebih baik.
Mengambil foto yang bagus sebenarnya melibatkan sedikit perhitungan—mengetahui seberapa banyak cahaya yang perlu masuk dan berapa lama sangat penting untuk mendapatkan eksposur yang bagus.
Mengenal Pengaturan Kamera
Meskipun kamera digital memiliki banyak pengaturan canggih, tiga pengaturan utama tetap sama di berbagai jenis kamera.
Ketiga pengaturan itu adalah aperture, shutter speed, dan ISO.
1. Aperture
Iniadalah pengaturan pada lensa kamera yang menentukan seberapa banyak cahaya yang akan mengenai sensor kamera, sering disebut sebagai f-stop.
Aperture yang terbuka lebar (dengan angka kecil seperti f1.2, 1.4, atau 1.8) memungkinkan banyak cahaya masuk dan menghasilkan foto dengan kedalaman bidang yang dangkal. Sementara itu, aperture dengan angka tinggi (seperti f11 atau f16) akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk, tetapi lebih banyak elemen dalam bingkai akan terlihat fokus.
2. Shutter Speed
Shutter speed mengacu pada seberapa cepat rana kamera terbuka dan membiarkan cahaya mengalir melalui aperture di lensa.
Eksposur panjang berarti rana tetap terbuka lebih lama—biasanya dipadukan dengan aperture kecil agar bingkai tidak terlalu terang. Fotografer yang mengambil gambar jejak bintang sering menggunakan shutter speed yang sangat lambat, aperture tinggi, dan tripod yang kuat untuk menangkap langit malam.
Sebaliknya, shutter speed yang cepat digunakan saat fotografer ingin membekukan gerakan, seperti dalam fotografi olahraga dan jurnalisme.
3. ISO
Ini mengacu pada sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah cocok untuk pemotretan di kondisi terang, sementara ISO tinggi akan menjaga kamera tetap sensitif terhadap cahaya di tempat gelap.
Kamera kelas atas cenderung memiliki rentang ISO yang lebih tinggi dan mampu mengambil gambar di kondisi minim cahaya tanpa menimbulkan noise berlebihan.
Pengambilan Gambar dalam Format RAW
Foto RAW adalah jenis file tanpa kompresi yang menangkap data dari sensor kamera secara utuh.
Memotret dalam format RAW menghasilkan file yang lebih besar dengan informasi lebih banyak, memberikan fleksibilitas lebih saat proses penyuntingan. File RAW memiliki rentang dinamis yang lebih baik daripada JPEG, yang memungkinkan kamu untuk memperbaiki bayangan dan sorotan gambar dengan lebih mudah.
Mengedit Foto
Setelah pemotretan selesai, kamu bisa mengimpor foto ke program pengeditan untuk memberikan sentuhan profesional.
Jika kamu memotret dalam format RAW, kamu akan memiliki file besar dengan banyak data yang memberi lebih banyak ruang untuk penyuntingan. Photoshop dan Lightroom adalah dua program pengeditan foto yang paling sering digunakan oleh para profesional.
Pengeditan adalah cara kamu memberikan tampilan yang halus pada gambar, tetapi sebaiknya dilakukan dengan lembut. Antarmuka slider di Lightroom memudahkan kamu untuk membuat penyesuaian kecil pada eksposur, white balance, bayangan, dan sorotan gambar. Penyesuaian kecil pada kontras dan saturasi dapat membuat foto terlihat lebih menarik.
Gunakan slider clarity dengan hati-hati karena mudah membuat gambar terlihat terlalu tajam dan kurang alami. Di program pengeditan, kamu juga dapat memotong elemen yang mengganggu dalam bingkai dan meluruskan gambar yang sedikit miring.
Menyunting dengan tangan ringan adalah cara paling efektif untuk memberikan sentuhan profesional pada foto kamu.
Perlengkapan yang Dibutuhkan untuk Menghasilkan Foto yang Bagus
“Kamera terbaik adalah yang kamu miliki” adalah ungkapan yang sering didengar—biasanya dari para profesional yang kemudian mengatakan bahwa jika kamu ingin menghasilkan uang dari fotografi, kamu akan membutuhkan setidaknya dua bodi kamera dan beberapa ribu dolar untuk lensa dan aksesoris. Keduanya bisa benar.
Mengambil foto yang bagus dimulai dengan memiliki kamera yang siap dan mengambil gambar—untungnya, kebanyakan dari kita memiliki kamera yang cukup bagus di smartphone.
Namun, memiliki kamera sebenarnya dengan lensa yang baik adalah cara terbaik untuk membuat foto yang terlihat lebih profesional.
Kamera (dan Lensa) yang Baik Membuat Perbedaan
Smartphone adalah tempat yang baik untuk memulai, tetapi kamera yang properr akan membantu kamu menghasilkan foto yang lebih baik dengan lebih cepat. Untungnya, kita hidup di zaman di mana kamu tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk mendapatkan kamera yang dapat membantu kamu belajar mengambil foto yang bagus.
Kamera terbaik untuk kamu sangat tergantung pada apa yang kamu foto. Fotografer fashion dan komersial membutuhkan peralatan yang berbeda dari fotografer pernikahan dan potret untuk menghasilkan foto yang bagus.
Sebagian besar produsen kamera saat ini membuat kamera dengan lensa yang dapat ditukar pada titik harga yang terjangkau namun tetap dilengkapi dengan pengaturan canggih.
Meskipun memiliki peralatan bagus tidak akan secara otomatis membuat kamu menjadi fotografer hebat, memiliki alat yang tepat akan membuat pencapaian itu lebih mudah.
Ukuran sensor kamera adalah fitur terpenting dalam menentukan kualitas gambar. Kamera dengan sensor yang lebih besar dapat menangkap lebih banyak cahaya dan menghasilkan gambar RAW dengan lebih banyak data.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan saat memilih kamera adalah kecepatannya, sistem autofocus, dan stabilisasi gambar bawaan.
Lensa kamera sama pentingnya, dimana lensa menentukan aperture yang akan kamu gunakan saat mengambil gambar dan sudut pandang yang kamu lihat di bingkai.
Lensa zoom memungkinkan kamu mendekati subjek dalam bingkai tanpa bergerak secara fisik, sementara lensa dengan panjang fokus tetap biasanya memiliki kemampuan untuk memotret pada aperture yang lebih lebar.
Aksesoris Fotografi Tambahan yang Mungkin Dibutuhkan
Peralatan fotografi yang paling penting adalah kamera dan lensa, tetapi ada banyak aksesori lain yang bisa berguna dalam menghasilkan foto yang bagus.
Berikut beberapa peralatan umum yang mungkin ingin kamu investasikan.
Lampu Kilat (Flash)
Lampu kilat lepas atau speedlight adalah cara terbaik untuk mengendalikan cahaya dalam situasi apa pun.
Meskipun banyak kamera entry-level dilengkapi lampu kilat built-in, memiliki sesuatu yang bisa kamu pasang di hot shoe dan memiliki kontrol lebih akan membuat perbedaan besar dalam membuat foto yang lebih baik dan terlihat profesional.
Lampu kilat lepas memungkinkan kamu mengontrol sudut dan intensitas cahaya.
Reflektor
Peralatan pencahayaan dasar lain untuk menghasilkan foto yang lebih baik. Reflektor 5-in-1 adalah peralatan terjangkau yang memungkinkan kamu memanipulasi cahaya di suatu adegan.
Mereka sangat bagus untuk fotografi potret. Kebanyakan reflektor dilengkapi penutup yang dapat dibalik dan tersedia dalam warna putih cerah, transparan, perak, emas, dan hitam.
Tas Kamera
Tas kamera memberikan cara yang aman untuk menyimpan peralatan mahal saat bepergian. Ukuran dan gaya tas akan sangat tergantung pada seberapa banyak peralatan yang kamu bawa saat memotret.
Strap Kamera
Meskipun kamera kamu dilengkapi strap standar, banyak fotografer suka meningkatkan untuk pengalaman memotret yang lebih nyaman.
Strap bahu, strap sling, dan strap pergelangan tangan adalah beberapa pilihan populer.
Tripod
Tripod adalah alat yang bagus untuk menstabilkan eksposur panjang atau bekerja di studio. Ini juga merupakan alat yang wajib dimiliki jika kamu ingin mencoba videografi.
Menggabungkan Semua Elemen
Belajar mengambil gambar profesional membutuhkan waktu, tetapi dimulai dengan sering-sering keluar dan mengambil banyak foto.
Membayangkan bagaimana foto yang kamu inginkan sebelum mulai memotret adalah trik untuk menghasilkan gambar yang bagus. Setelah kamu berada di luar dengan kamera, luangkan waktu untuk benar-benar melihat melalui bingkai sebelum menekan tombol rana.
Perhatikan komposisi saat kamu melihat melalui jendela bidik. Tanyakan pada diri sendiri apakah semuanya sesuai dengan titik silang 3 x 3 pada bingkai. Cari bingkai dalam bingkai atau garis panduan yang mungkin menambah penekanan pada gambar. Ingatlah bahwa foto yang bagus memiliki penekanan.
Cobalah memotret pada waktu yang berbeda dalam sehari untuk melihat bagaimana kualitas cahaya alami mengubah gambar kamu. Gambar yang diambil di pagi hari, di tengah hari, dan saat matahari terbenam akan memiliki tampilan yang sangat berbeda.
Berlatihlah melakukan potret diri dan gunakan diri kamu sebagai model. Memotret diri sendiri akan membuat kamu lebih percaya diri di depan kamera dan dapat membantu kamu belajar mengambil gambar yang lebih fotogenik—kemampuan yang berguna saat berpose, tetapi juga sangat bermanfaat saat mengajarkan orang lain untuk berpose.
Pelajari hal teknis dalam fotografi dan kemudian praktikkan. Bereksperimenlah dengan kecepatan rana dan aperture yang berbeda untuk melihat bagaimana pengaturan tersebut berinteraksi dan mengubah tampilan dan nuansa gambar akhir.
Semakin banyak kamu bermain dengan aperture, kecepatan rana, dan ISO pada kamera, semakin kamu akan memahami bagaimana ketiga pengaturan ini bekerja sama.
Edit gambar kamu setelah pemotretan dan coba teknik yang berbeda. Mengatur berbagai aspek gambar saat mengedit dapat memberi efek besar pada hasil akhir.
Jangan takut mengedit gambar yang sama dengan berbagai cara. Hanya jangan berlebihan pada penggeser kejernihan!
Teruslah keluar dan memotret. Fotografi yang bagus berasal dari membuat banyak gambar dan terus memotret.
Artikel ini adalah terjemahan dari artikel asli yang ditulis oleh Jeanette D. Moses:
https://www.shutterstock.com/blog/how-to-take-pictures
Untuk artikel lainnya, kunjungi Blog Riz Visual!