Mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Apa sih kelima hal itu?
Yes, 5 hal itu adalah panca indera yang dimiliki sama manusia. Gak hanya kelima hal itu berguna bagi kita di dunia nyata, ternyata, kelima panca indera itu juga berguna bagi proses fotografi sebuah makanan. Dari kelima-nya, setidaknya hasil jepretan kita bisa melengkapi sekurang-kurangnya 3 panca indera. Gimana sih maksudnya?
5 Panca Indera Manusia
Sebelum loncat lebih jauh, kita bedah dulu yuk kelima panca indera itu:
- Penglihatan (Mata): Penglihatan memungkinkan kita untuk melihat warna, bentuk, jarak, dan gerakan.
- Pendengaran (Telinga): Pendengaran memungkinkan kita untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita.
- Penciuman (Hidung): Penciuman memungkinkan kita untuk mendeteksi berbagai aroma dan bau.
- Pengecapan (Lidah): Pengecapan memungkinkan kita untuk merasakan rasa makanan yang berbeda seperti manis, asam, asin, dan pahit.
- Perabaan (Kulit): Perabaan memungkinkan kita untuk merasakan sentuhan dan tekstur benda-benda di sekitar kita.
Dari kelima panca indera tersebut, biasanya fotografi mengandalkan satu panca indera utama yaitu mata atau penglihatan. Seorang fotografer harus mampu menangkap warna, tekstur, dan komposisi yang mengundang selera. Pencahayaan yang baik, pemilihan latar belakang yang tepat, dan pilihan sudut pengambilan yang memperkuat keindahan visual makanan sangat penting untuk menciptakan gambar yang menggugah selera.
Panca Indera dalam Fotografi Makanan
Ternyata, keempat panca indera lainnya sama penting untuk di terlibatkan dalam sebuah foto. Dalam dunia fotografi makanan, penting untuk memanfaatkan panca indera secara maksimal untuk menciptakan gambar yang memikat. Setidaknya, kita bisa melibatkan ketiga panca indera ini:
Pendengaran (Telinga)
Meskipun pendengaran bukanlah indera yang bisa langsung ditangkap oleh kamera, kita bisa menyiratkan suara melalui visual. Misalnya, saat memotret kue yang garing, kita bisa mengambil gambar ketika kue tersebut dibelah, menampilkan remah-remah yang berjatuhan. Gambar ini dapat memberikan kesan suara kue yang renyah saat digigit, membangkitkan imajinasi pemirsa akan suara tersebut.
Penciuman (Hidung)
Indera penciuman juga bisa dihadirkan secara visual dalam fotografi makanan. Misalnya, untuk menangkap wangi dari semangkuk sup, kita bisa menambahkan efek asap atau uap yang keluar dari sup tersebut. Asap yang terlihat jelas dalam foto dapat memberikan kesan aroma yang hangat dan menggugah selera, seolah-olah pemirsa dapat mencium langsung harumnya sup.
Perabaan (Kulit)
Indera perabaan dapat ditampilkan dengan menyoroti tekstur makanan. Misalnya, untuk menangkap tekstur dari sebuah roti, kita bisa menyertakan model tangan yang memegang atau merobek roti tersebut. Gambar ini tidak hanya menunjukkan tekstur roti dengan jelas, tetapi juga memberikan kesan sentuhan yang lebih mendalam, membuat pemirsa merasa seolah-olah mereka dapat merasakan tekstur lembut dan kenyalnya roti.
Goda Panca Indera Pengecapan
Dengan melibatkan keempat panca indera tersebut, kamu bisa menggerakkan panca indera pengecapan (lidah) para audiens kamu. Ketika indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan bekerja sama dalam sebuah foto, hal ini akan menciptakan gambaran yang begitu hidup dan nyata sehingga membuat para audiens kamu hampir bisa merasakan rasa makanan tersebut di lidah mereka.
Fotografi makanan yang efektif mampu membangkitkan selera dan keinginan untuk mencicipi makanan yang ditampilkan.
Apa Guna Panca Indera dalam Fotografi Makanan?
Dengan menerapkan kelima panca indera tersebut, kamu sudah berhasil mempengaruhi audiens kamu terkait keputusan pembelian mereka. Foto makanan yang baik akan berdampak langsung pada angka penjualan dan bisa menaikkan omzet kamu.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana fotografi makanan yang berkualitas tinggi dapat meningkatkan penjualan:
- Meningkatkan Daya Tarik Visual: Foto makanan yang menarik dan estetis dapat menarik perhatian lebih banyak pelanggan, baik di media sosial maupun di menu restoran.
- Membangkitkan Selera: Foto yang menggugah selera dapat membuat orang merasa lapar dan tertarik untuk mencoba makanan tersebut, bahkan sebelum mereka melihat menu atau mengunjungi restoran.
- Menciptakan Identitas Brand yang Kuat: Fotografi makanan yang konsisten dan berkualitas tinggi membantu menciptakan citra brand yang kuat dan profesional, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
- Mendukung Materi Pemasaran: Foto makanan yang menarik dapat digunakan dalam berbagai materi pemasaran, seperti iklan, brosur, dan media sosial, yang dapat meningkatkan efektivitas marketing dan promosi.
Selain itu, restoran dengan foto menu yang berkualitas tinggi mengalami peningkatan pemesanan rata-rata sebesar 13%. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam fotografi makanan profesional bukan hanya tentang estetika, tetapi juga berguna menjadi strategi bisnis yang efektif.
Mau coba praktek langsung? Riz Visual siap untuk ngebantu kamu! Ikutin terus akun sosial media kami agar kamu terus update dengan workshop-workshop fotografi yang kami adakan.
Tingkatkan Skill Fotografi Kamu Bersama Riz Visual
Di sana, kamu bisa berlatih langsung dan mendapatkan bimbingan dari para profesional. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan fotografi kamu dan berinteraksi dengan komunitas fotografi yang inspiratif.
Mulailah perjalanan fotografi dengan Riz Visual!