Intermitten fasting atau puasa secara periodik, menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Bukan saja efektif sebagai metode untuk menurunkan berat badan, tapi juga memiliki efek positif pada kinerja otak.
Hal ini dibuktikan melalui jurnal Neuroscience Letters (2013), penelitian yang melibatkan partisipan untuk berpuasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam, ternyata menunjukan hal positif yaitu meningkatnya konsentrasi dan memori lebih baik dibandingkan dengan partisipan yang tidak berpuasa.
Tidak berhenti disitu, masih banyak fakta dan informasi penting mengenai Intermitten fasting yang akan diungkap oleh Riz Visual kali. Jadi pastikan kamu menyimak hingga selesai.
Konsep Dasar Intermittent Fasting
Intermittent Fasting (IF) sebuah pola makan menggunakan jendela waktu tertentu dalam sehari, di antaranya
- 8/16 (makan dalam waktu 8 jam dan berpuasa selama 16 jam)
- 16/8 (makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam)
- 20/4 (makan selama 4 jam dan berpuasa selama 20 jam)
- 5:2 (makan normal selama 5 hari dan membatasi asupan kalori pada 2 hari yang lain).
Namun, perlu diingat bahwa pola makan ini tidak cocok untuk wanita hamil, dan anak-anak. Bahkan, sebelum mencoba Intermittent Fasting, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu untuk memastikan apakah baik untuk melakukannya.
Manfaat Intermittent Fasting untuk Produksi Kinerja Kerja Otak
Banyak peneliti dan praktisi kesehatan, membuktikan banyak manfaat kesehatan dari IF, termasuk peningkatan kesehatan otak dan produksi kinerja kerja otak.
Meningkatkan Faktor Pertumbuhan Saraf
Dengan IF produksi NGF (senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan saraf di otak) dapat meningkat, sehingga efek positifnya mendorong kesehatan otak dan memperbaiki produksi kinerja otak.
Terbukti sebuah penelitian pada tikus menemukan bahwa puasa selama 16 jam sehari selama 4 minggu dapat meningkatkan kadar NGF dan memperbaiki memori kerja tikus.
Menstimulasi Autophagy
Autophagy, proses alami di mana sel-sel memecah dan membongkar materi sel yang rusak atau tidak lagi berguna. Proses ini dilakukan secara alami untuk mempertahankan kesehatan sel dan mencegah penyakit neurodegeneratif.
Dalam sebuah studi pada tikus, IF selama 24 jam menghasilkan peningkatan signifikan dalam aktivitas autophagy pada otak. Sehingga membantu menjaga kesehatan sel-sel otak maupun meningkatkan produksi kerja.
Mengurangi Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis adalah salah satu risiko utama dalam kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Namun dengan IF, dapat membantu mencegah dan memperbaiki kerusakan otak yang disebabkan oleh inflamasi.
Efek positif ini terlihat pada sebuah penelitian , yang mana seekor tikus melakukan IF selama 16 minggu dan menunjukan kesehatan otak yang meningkat secara signifikan.
Memperbaiki Fungsi Mitokondria
Mitokondria merupakan organel dengan membran ganda, yang memproduksi energi untuk sel otak. Kerusakan sel ini dapat menyebabkan penurunan produksi kinerja kerja otak maupun peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif.
IF sendiri telah terbukti meningkatkan fungsi mitokondria dan memperbaiki produksi kinerja kerja otak. Dalam sebuah penelitian pada tikus, puasa intermiten selama 12 minggu dapat meningkatkan jumlah mitokondria dan fungsi sel itu sendiri.
Meningkatkan Konsentrasi Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang menjembatani sel-sel saraf di otak. Jika, konsentrasi neurotransmitter rendah, maka dapat menyebabkan masalah kognitif seperti penurunan produksi kinerja kerja otak.
Namun, lagi -lagi IF telah terbukti meningkatkan konsentrasi neurotransmitter, sehingga meningkatkan produksi kinerja otak. Dalam sebuah penelitian pada manusia, puasa intermiten selama 16 jam sehari selama 4 minggu meningkatkan kadar neurotransmitter seperti dopamin dan norepinefrin pada partisipan.
Meningkatkan Plastisitas Sinaptik
Plastisitas sinaptik adalah kemampuan otak untuk membangun, menguatkan, dan merombak jalur saraf, yang penting untuk pembelajaran maupun memori. Namun dengan pola hidup IF, plastisitas sinaptik akan meningkat, begitu juga dengan produksi kinerja kerja otak yang rusak atau hilang akibat cedera atau penyakit.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Cell Reports pada tahun 2019, peneliti menemukan bahwa tikus yang menjalankan pola IF memiliki peningkatan dalam pembentukan dan stabilitas sinapsis. Selain itu, pola makan IF membuat tikus lebih baik dalam mengingat informasi baru.
Cara intermitten fasting mempengaruhi kinerja otak
Ketika tubuh berpuasa, level hormon dan protein tertentu yang terlibat dalam fungsi otak akan meningkat. Apa saja itu, simak selengkapnya disini
Growth Hormone
Salah satu hormon yang terpengaruh oleh intermitten fasting adalah hormon pertumbuhan (growth hormone). Hormon ini membantu mempertahankan dan memperbaiki jaringan otot dan tulang, tetapi juga memiliki efek positif pada fungsi otak. Studi telah menunjukkan bahwa peningkatan level hormon pertumbuhan dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori.
Penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2014), menunjukan tikus yang melakukan pola IF selama 3 bulan, memiliki peningkatan level hormon pertumbuhan (GH) dan faktor pertumbuhan serupa insulin-1 (IGF-1) lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang diberi makan secara ad libitum (bebas makan).
Insulin
Saat berpuasa kadar insulin menurun karena tubuh tidak mendapat asupan makanan yang mengandung gula. Hal inilah yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dan meningkatkan kinerja otak. Berbeda keadaannya jika seseorang mengonsumsi banyak gula, maka fungsi otak tertentu di area prefrontal dan hipokampus (area pembentukan dan retensi memori) terganggu.
Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF)
BDNF, adalah Protein yang bertanggung jawab untuk merangsang pertumbuhan sel-sel otak dan memperbaiki jaringan otak yang rusak. Studi telah menunjukkan bahwa tingkat BDNF yang rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Dalam sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di jurnal Molecular Psychiatry, para peneliti menemukan bahwa intermitten fasting dapat meningkatkan produksi BDNF dan meningkatkan kinerja otak pada tikus. Dengan kata lain, IF memiliki efek positif pada fungsi kognitif.
Kesimpulan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa IF memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan otak termasuk kinerja kreatif. Salah satu adalah meningkatkan kemampuan otak untuk memperbaiki dan memperbaharui dirinya sendiri melalui proses yang disebut neuroplastisitas.
Di samping itu pola makan ini juga membantu meningkatkan energi dan fokus selama jam kerja. Maupun, mengurangi peradangan dan stres oksidatif di otak yang menyebabkan risiko gangguan kognitif maupun neurodegeneratif.
Namun, perlu diingat bahwa IF bukanlah solusi ajaib dan tidak cocok untuk semua orang. Penting untuk memastikan bahwa kamu mengonsumsi nutrisi yang cukup selama jendela makan terbuka, serta berbicara dengan profesional kesehatan jika kamu memiliki kondisi medis atau sedang menjalankan program pengobatan yang mempengaruhi pola makan
Secara keseluruhan, IF dapat memiliki manfaat untuk kinerja di dunia kreatif, tetapi penting untuk mempertimbangkan faktor individu dan berbicara dengan profesional kesehatan sebelum mencoba pola makan ini.
Sumber:
https://hellosehat.com/nutrisi/diet/diet-puasa/
https://www.mdpi.com/2072-6643/14/6/1275