- Setiap warna memiliki efek psikologis yang berbeda pada audiens.
- Pertimbangkan audiens, makna warna, dan konsistensi (gunakan 1-2 warna utama).
- Bangun brand recognition dengan warna yang mudah diingat.
Warna yang digunakan untuk mewakili suatu brand itu memiliki pengaruh yang besar. Mari pelajari beberapa psikologi di balik warna sehingga kamu dapat membuat pilihan yang tepat.
Komposisi, warna, dan cahaya hanyalah beberapa aktor yang berperan ketika otak kita mengevaluasi sesuatu secara visual. Setiap detail mempunyai pengaruh yang tergantung dengan konteksnya, pada kecintaan kita terhadap desain, seni, dan citra.
Warna sendiri memainkan peran yang sangat penting dikarenakan warna menjadi salah satu hal pertama yang diproses oleh otak kita, saat kita mendaftarkan sebuah gambar. Jadi, tidak heran perusahaan menaruh banyak pemikiran dalam memilih palet warna yang paling sesuai untuk mereka.
Baik kamu sedang melakukan perubahan brand besar-besaran atau baru ingin memulai di perusahaan baru, dampak dari pemilihan warna brand dapat membuat perbedaan besar.
Untuk memahami bagaimana para audiens akan melihat brand kamu, kamu mungkin ingin terlebih dahulu mempertimbangkan cara mereka menafsirkan warna yang berbeda.
Psikologi Warna Brand
Tanpa disadari, kamu telah membuat pilihan warna sepanjang waktu. Hal ini biasanya terjadi berdasarkan naluri, namun sebenarnya ada ilmu pengetahuan dibaliknya yang dikenal sebagai Teori Warna.
Teori Warna vs. Psikologi Warna
Teori warna menjelaskan bagaimana warna-warna yang berbeda berhubungan satu sama lain, dan bagaimana tampilannya ketika digabungkan ke dalam berbagai skema warna. Cabang dari teori warna adalah psikologi warna, yang mengeksplorasi warna dan emosi yang dirasakan oleh orang-orang dalam konteks budaya mereka.
Jika digabungkan, bidang pengetahuan warna ini merupakan informasi penting bagi siapa pun yang ingin mengembangkan palet warna brandnya.
Psikologi warna berfokus pada simbolisme dan makna warna, serta bagaimana warna dan kombinasinya memengaruhi emosi manusia, membantu kamu untuk menciptakan branding yang efektif. Setiap warna membangkitkan respons emosional yang berbeda dari audiens, membentuk cara konsumen memandang desain secara keseluruhan.
Penting untuk memahami audiens kamu saat memanfaatkan makna warna, karena efek psikologis warna tidak bersifat universal. Orang-orang dari budaya, identitas, dan demografi yang berbeda akan memiliki interpretasi warna yang unik, sehingga penelitian dan pemahaman tentang target audiens kamu merupakan hal penting.
Dalam hal branding dan pemasaran, identitas merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan pada akhirnya meningkatkan penjualan.
Warm Colors
Warna-warna warm (hangat)—seperti merah, oranye, dan kuning— dapat merangsang indra dan menimbulkan rasa ceria dengan semangatnya. Warna-warna ini memiliki banyak makna emosional, namun dapat dengan mudah berubah menjadi berlebihan jika digunakan sebagai hue dominan dalam sebuah komposisi.
Tints, tones, and shades warna-warna hangat adalah teman terbaik kamu, dikarenakan warna-warna ini yang dapat membantu menghilangkan saturasi warna tanpa menghilangkan efek positifnya.
Terapkan warna-warna hangat secukupnya dengan menaburkannya sebagai warna aksen di seluruh elemen brand, atau padukan dengan warna-warna dingin untuk keseimbangan yang harmonis
Cool Colors
Di sisi lain, warna yang lebih cool (dingin) cenderung menimbulkan ketenangan dan kepercayaan. Warna biru, hijau, ungu, dan bahkan merah muda cenderung lebih serbaguna. Mereka dapat diintegrasikan ke dalam elemen branding sebagai warna dominan atau aksen.
Tambahkan penekanan pada komposisi kamu dengan bereksperimen dengan cool tone, atau terapkan warm tone sebagai aksen hue kamu.
Mari jelajahi seluk beluk segala hal tentang warna brand. Informasi ini sangat membantu ketika memilih warna tertentu untuk digunakan dalam desain kamu.
Palet Warna Brand
Merah sebagai Penarik Perhatian
Setiap negara memiliki arti berbeda untuk warna merah, namun secara umum warna merah membuat kita merasa bersemangat, kuat, dan cepat. Hal ini dapat membantu mengambil perhatian audiens kamu, sehingga memicu mereka untuk berpikir.
Yang paling menarik dari warna ini adalah seberapa sering warna ini terlihat pada desain logo brand dan iklan setiap hari. Misalnya, CNN, Coca Cola, dan Pinterest semuanya menggunakan warna merah di logo perusahaan mereka.
Semua brand ini menyampaikan, dengan satu atau lain cara, bahwa produk mereka memegang kunci kesuksesan akhir. CNN memberikan kekuatan untuk belajar, Pinterest memberikan kekuatan untuk berkreasi, dan Coca-Cola menawarkan kekuatan untuk bersenang-senang, dengan pesan yang memberdayakan dan logo merah yang ikonik.
Tangkap Audience dengan Warna Oranye
Oranye adalah rona cerah lainnya yang menghadirkan semangat dan keseimbangan pada sebuah proyek. Seperti halnya merah, warna ini menuntut perhatian, namun warnanya sedikit lebih kalem dibandingkan warna primer, sehingga terasa kurang agresif.
Karena hubungannya dengan buah, warna oranye sering terlihat pada logo minuman. Fanta dan Crush adalah contoh yang bagus—minuman menyenangkan yang diasosiasikan dengan rasa jeruk.
Namun warna oranye juga dapat terlihat secara halus pada logo Amazon, yang seluruhnya berwarna hitam dan putih, kecuali panah oranye tersenyum yang menghubungkan A ke Z. Warnanya tidak terlalu bold seperti warna merah, namun tetap menarik perhatian audiens dan memberikan perasaan hangat.
Kuning sebagai Warna Aksen
Warna juga dapat memiliki arti yang bertentangan, terutama jika menyangkut warna kuning. Meskipun warna cerah memiliki asosiasi positif, seperti kegembiraan, sinar matahari, musim panas, dan kebahagiaan, ternyata juga ada konotasi negatif. Di beberapa belahan dunia, warna kuning dikaitkan dengan penyakit, kecemburuan, dan bahaya.
Perusahaan yang menggunakan warna kuning secara positif termasuk McDonald’s, Nikon, dan National Geographic. Masing-masing perusahaan ini sangat berbeda, namun semuanya memiliki warna brand yang sama untuk menunjukkan bahwa mereka membawa kebahagiaan bagi kehidupan para konsumennya.
Go Green dengan Kesadaran Ramah Lingkungan
Hijau terkadang diasosiasikan dengan “go”, terutama dalam budaya Amerika, karena lampu lalu lintas. Namun dalam skala global, brand cenderung menggunakan warna hijau dalam logo perusahaannya jika mereka cenderung ramah lingkungan, mewakili nilai-nilai kesehatan, kebugaran, alam, dan pembaharuan.
Ramah lingkungan merupakan hal yang lumrah di pasar makanan alami dan produk-produk pertanian, seperti brand Whole Foods dan John Deere yang mengadopsi logo emerald-hued.
Elemen Menenangkan dengan Warna Biru
Jika kamu ingin menyalurkan ketenangan dan ketentraman, pikirkan warna biru. Kaitannya yang kuat dengan laut (suara laut yang menenangkan) dan meditasi (menyalurkan cahaya biru yang menurut sebagian orang setara dengan pemikiran yang tercerahkan) menjadikan biru warna yang sempurna untuk brand awareness yang berupaya menghadirkan ketenangan dalam proses yang penuh tekanan.
Itu sebabnya kita sering melihat bank dan perusahaan keuangan—seperti Chase dan Visa—dengan logo yang menggunakan warna biru.
Jika seorang nasabah akan melakukan transaksi moneter, hubungan bawah sadarnya dengan lembaga keuangan setidaknya harus terasa tenang dan bebas dari rasa khawatir. Meskipun transaksinya sendiri sedikit lebih menegangkan.
1 comment
[…] hangat, colorist kamu kemungkinan besar akan menawarkan versi yang berbeda karena ada banyak jenis warna hangat yang berbeda—seperti warna hangat kuning tradisional dan warna hangat […]